Karya Mahasiswa

Karya-karya mahasiswa Departemen Teknik Sipil Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada

Beton Serat Baja

Oleh: Megita Aryaputra P.

  • Deskripsi singkat

Menurut SNI7656:2012, Beton adalah campuran antara semen portland atau semen hidrolis yang lain, agregat halus, agregat kasar dan air dengan atau tanpa bahan tambahan, membentuk massa yang padat, kuat, dan stabil. Beton serat dibuat dengan maksud dapat memberikan perbaikan mutu dan kekuatan pada beton (kuat tekan, kuat lentur, kuat tarik,dll)

  • Pembahasan

Pengujian diawali dengan perencanaan Mix Design kemudian mempersiapkan bahan dan dilanjutkan dengan mencampurkan material pembentuk beton seperti, semen, kerikil, pasir, dan air hingga homogen. Kemudian serat baja ditambahkan kedalam beton segar. Sampel uji yang dibuat adalah silinder beton (15 sampel) dan balok beton berukuran 50x10x10 cm (10 sampel) yang selanjutnya setelah melewati masa perendaman, dilakukan pengujian pada tiap sampel.

  • Kesimpulan

Penambahan serat baja dapat menambah kekuatan pada beton dan memperbaiki sifat-sifat beton dalam menerima gaya tarik. Pertimbangan dalam pemilihan komposisi perbandingan serat baja yang dicampurkan, perlu diperhatikan mengingat banyak sedikitnya material tambah dapat secara tidak langsung mempengaruhi kekuatan beton

Pemanfaatan Limbah Reclaimed Asphalt Pavement (RAP) Sebagai Subtitusi Agregat Kasar Pada Beton Self Compacting Concrete (SCC) Guna Mendukung Eco-Green Concrete

Oleh: TIM HANGGAR KONKRIT

(Aris Setiawan, Eka Chandra Aditya, Muhammad Ilham Fauzi)

  • Deskripsi singkat

Berkembangnya isu keterbatasan sumber daya alam saat ini, maka lahirlah konsep Green Building dengan Sustainable Design. Salah satu upaya tersebut adalah dengan adanya inovasi beton menggunakan material limbah. Limbah tersebut seperti limbah aspal hasil dari rekonstruksi jalan yang cenderung hanya dijadikan sebagai bahan urugan bagi warga sekitar tanpa ada pemanfaatan lebih lanjut yang memiliki nilai ekonomis. Limbah yang kami ambil adalah limbah dari rekonstruksi jalan di sepanjang Jalan Wates-Jogja, Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta yang kemudian akan kami jadikan sebagai substitusi agregat kasar pada campuran beton.

  • Pembahasan

Sebelum dilakukan pembuatan benda uji dilakukan tahap persiapan, pada tahap ini dilakukan pengujian terhadap agregat halus dan agregat kasar yang meliputi analisa saringan, kadar air, berat volume, berat jenis dan penyerapan, kadar lumpur dan keausan. Hal ini dilakukan untuk mengetahui sifat dan karakteristik bahan tersebut. Tahap selanjutnya dilakukan perencanaan campuran dan pembuatan benda uji, perencanaan mix design dilakukan dengan acuan SNI 7394:2008 dan pembuatan adukan dilakukan dengan mengacu pada SNI 7656:2012 menggunakan bahan tambah superplasticizer sebesar 2%. Selanjutnya, pengecoran adukan beton menggunakan mixer dan dicetak ke dalam cetakan silinder beton (d=15 cm ; t=30 cm). Tahap ketiga dilakukan perawatan (curing) dengan perendaman dan pengujian kuat tekan benda uji yang telah dibuat dengan Compression Testing Machine (CTM). Tahap terakhir, dilakukan analisis data dan kesimpulan.

  • Kesimpulan

Penambahan limbah RAP (Reclaimed Asphalt Pavement) dapat digunakan sebagai bahan substitusi agregat kasar beton SCC yang ramah lingkungan. Namun, semakin besar persentase penambahan limbah RAP semakin kecil pula kuat tekan rata-rata yang dihasilkan pada umur 28 hari. Penambahan substitusi agregat kasar berupa limbah RAP (Reclaimed Asphalt Pavement) dapat mengurangi biaya pembuatan beton.

Mortar Eco-Bata: Mortar Ramah Lingkungan Dengan Substitusi Limbah Bata Merah Dan Serat Roving

Oleh: Nursifa Maulidini R.P.

  • Deskripsi singkat

Di Desa Kemloko, Kecamatan Kranggan, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, banyak home industry bata merah yang menghasilkan banyak limbah bata merah. Dalam satu kali pembakaran bata merah sebanyak 25.000 buah menghasilkan 300 bata merah yang tidak layak digunakan lagi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh substitusi semen menggunakan serbuk limbah bata merah dan penambahan serat roving terhadap berat jenis, kuat tekan, dan daya serap mortar. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Bahan Bangunan, Departemen Teknik Sipil, Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada. Benda uji yang digunakan adalah kubus berdimensi 5 x 5 x 5 cm yang dilakukan pengujian saat umur 28 hari.

  • Pembahasan

Pembuatan benda uji dimulai dari menghaluskan pecahan bata merah menjadi seukuran semen, kemudian bubuk bata merah tersebut dicampurkan dalam adukan mortar sebagai substitusi parsial semen. Berdasarkan pengujian konsistensi meja sebar, adukan mortar pada semua perbandingan yang digunakan dalam pembuatan benda uji masih memenuhi persyaratan nilai sebaran. Berat jenis mortar dengan tambahan bubuk batu bata masih dalam rentang syarat berat jenis. Mortar dengan perbandingan variasi paling besar yaitu 1 semen : 6 pasir masih memenuhi persyaratan sesuai dengan SNI-03-6882-2002. Daya serap mortar mengalami peningkatan pada sebagian besar campuran namun terdapat beberapa campuran yang mengalami fluktuasi.

  • Kesimpulan

Penelitian terkait penambahan bubuk batu bata sebagai substitusi parsial semen dalam pembuatan mortar ini menghasilkan kesimpulan bahwa mortar dengan perbandingan variasi paling besar yaitu 1 semen : 6 pasir masih memenuhi persyaratan kuat tekan sesuai dengan SNI-03-6882-2002. Mortar tersebut masih masuk ke dalam mortar tipe N, hal ini menunjukkan bahwa mortar dengan komposisi tersebut masih layak dan bisa diaplikasikan dalam proyek konstruksi. Daya serap mortar mengalami peningkatan pada sebagian besar campuran namun terdapat beberapa campuran yang mengalami fluktuasi. Nilai daya serap meningkat seiring dengan peningkatan persentase semen merah yang digunakan. Semakin tinggi nilai daya serap, maka kuat tekan akan semakin rendah, namun semakin kecil daya serap air, maka nilai kuat tekan semakin tinggi

AMERTA GARDAPATI

Oleh: Tim Gardapati

(M. Indrajat Hardian, M. Farros Guntur W.)

  • Deskripsi singkat

Jembatan merupakan aspek utama pembangunan infrastruktur jalan dan konektivitas antar wilayah di Indonesia. Kemudian mobilisasi dan pembangunan berkelanjutan sangat penting sebagai penunjang optimalisasi kegiatan pada sektor-sekotor vital di Tanah Air.

Jembatan pelengkung terikat (tied-arch bridge) merupakan jenis yang memiliki keunggulan dalam penyaluran beban yang baik dan merata sehingga menghasilkan lendutan minimal sekaligus memiliki nilai artistik. Jembatan model yang direncanakan akan berpegang pada prinsip pembangunan berkelanjutan (sustainability development) tanpa mengurangi kualitas terhadap umur rencana dan ketahanan bencana. Metode perakitan jembatan model harus logis, efektif, efisien, dan memenuhi aspek keselamatan kesehatan kerja (K3).

Tim Gardapati merancang jembatan pelengkung terikat dengan nama “Amerta Gardapati” dan kemudian menyabet juara 3 dalam ajang Sustainable Bridge Competition 11th Civil In Action UGM.

ABHIPRAYA JAGADITHA

Oleh: Tim Gardapati

(M. Indrajat Hardian, M. Farros Guntur, Satria Bima Wahyu Aji)

  • Deskripsi singkat

Jembatan Abhipraya Jagaditha berarti harapan dan kesejahteraan. Jembatan pelengkung terikat ini diharapkan dapat menjadi inovasi infrastruktur berkelanjutan yang optimum mengacu pada Suistanable Development Goals 2030 No. 9: Membangun Infrastruktur yang Tangguh, Meningkatkan Industri Inklusif dan Berkelanjutan, serta Mendorong Inovasi. Jembatan ini berhasil menyabet Juara 3 Kategori Jembatan Model Pelengkung, Kompetisi Jembatan Indonesia XVIII, Pusat Prestasi Nasional, Kemenristekdikti.

HEAVEN WATER

Oleh: Tim P2MD Banyumanik 2023

(Ridhwan N. A., Marchela Y. Z. A., Pinasthi A. W., Normalitasari, Dhinda Y. N., Reni W., Akmal R. R., M. Aulia R., Waskhita S. P., Jumali)

Dosen Pembimbing: Prof. Dr-Ing. Ir. Agus Maryono, IPM., ASEAN Eng.

  • Latar Belakang

Air yang merupakan sumber kehidupan yang tak tergantikan, semakin langka dan terancam oleh berbagai faktor seperti perubahan iklim, polusi, dan eksploitasi berlebihan. Fenomena seperti kekeringan, penurunan kualitas air, dan kelangkaan sumber daya air menjadi masalah serius yang dihadapi oleh manusia dan lingkungan kita. Air hujan yang selama ini sering dianggap sebagai alternatif yang potensial sebagai sumber air, sayangnya mulai dilupakan dalam banyak kasus. Potensi air hujan sebagai sumber air yang berkelanjutan menjadi kurang diperhatikan. Padahal, air hujan adalah sumber air yang alami dan dapat diperbaharui, serta memiliki potensi besar untuk mengatasi masalah kekeringan dan kekurangan air.

  • Ruang Lingkup
    • Air Hujan sebagai Air Minum

Air hujan bisa digunakan sebagai air minum yang layak sesuai dengan Peraturan Kementerian Kesehatan RI No. 492/MENKES/PER/IV/2010 dan pedoman dari Badan Kesehatan PBB (WHO).

    • Air Hujan sebagai Air Kesehatan

Air hujan memiliki kualitas yang dianggap baik untuk kesehatan manusia karena memiliki TDS (mineral terlarut) yang rendah.

    • Air Hujan sebagai Sumber Air Berkualitas

Air hujan memang merupakan salah satu sumber air yang sangat berharga. Kualitasnya yang alami, bebas dari bau, rasa, dan warna membuatnya menjadi sumber air yang sangat berkualitas

  • Memanen Air Hujan

Memanen air hujan merupakan kegiatan menampung dan menyimpan air hujan dengan berbagai teknologi, untuk penggunaan dalam rangka memenuhi kebutuhan konsumsi manusia. Pemanfaatan air hujan adalah serangkaian kegiatan mengumpulkan, menggunakan, dan/atau meresapkan air hujan ke dalam tanah. Sebagai langkah awal, diasumsikan bahwa pada 10 menit pertama turunnya air hujan, polusi yang ada di udara sedang dinetralisir oleh air hujan untuk kemudian masuk ke dalam tanah. Setelah hujan deras berlangsung ±10 menit, air hujan yang turun telah bersih dan dapat ditampung, agar terjaga kualitasnya. Kualitas air hujan menjadi sangat baik ketika hujan turun disertai petir. Petir berfungsi untuk melakukan elektrolisa secara alami pada air hujan. Konsep elektrolisa air hujan dapat meningkatkan kualitas air hujan itu sendiri.

  • Mengolah Air Hujan

Proses elektrolisa adalah metode yang mengubah molekul air (H2O) menjadi dua jenis ion, yaitu ion H2 yang bermuatan positif (+) dan ion O2 yang bermuatan negatif (-), atau dalam istilah kimia sering disebut sebagai ion OH+ dan OH-. Proses elektrolisa ini memiliki tujuan untuk meningkatkan kualitas air, dan terbukti sangat efektif. Air yang telah mengalami proses elektrolisa tidak perlu dimasak lagi dan bisa langsung dikonsumsi.

Batako Bawono: Pemberdayaan Karang Taruna Melalui Pemanfaatan Limbah Kotoran Sapi Menjadi Batako Menggunakan Metode Hand Press di Kulwaru, Kulon Progo

ARCIBO (Augmented Reality Civil Block): Kreasi Mainan Bongkar Pasang Konstruksi Unik Rumah Adat Indonesia Terintegrasi Augmented Reality Sebagai Media Pembelajaran Interaktif

MENARA EKAGATRA

Tim Vidyaarta Airawata

(Mif’al Bagus Prasetyo, Adi Angga)